di balik laman: tergores dan kubiarkan terbuka

di balik laman: tergores dan kubiarkan terbuka

Saya kurang terampil menulis kuratorial yang baik. Biasanya, tulisan macam ini perlu membahas praktik serupa di konteks global. Jelas, saya ndak ngerti bagaimana guratan Wulang Sunu bersinggungan dengan gejolak perkembangan ilustrasi di Ulan Bator, atau relasinya dengan perkembangan isme-isme di Makedonia Barat. Saya ndak paham. Bahkan nama-nama gaek seperti Edward Hopper, Shaun Tan, Hayao Miyazaki, dan Ricardo Salampessy pun saya tahu dari Wulang. Dan selain itu, satu hal lagi yang tahu dari blio, bahwa di balik laman adalah bagian dari proses menjadi yang dilakoninya selama ini.

Dulu sekali, Wulang pernah bikin pameran judulnya ‘Unlock’ dengan produk utama animasi nabi-nabi yang diproduksi dengan technique stop motion. Canggih memang, tapi karakter dan gambar yang nongol masih sangat basic. Meski begitu, ‘Unlock’ adalah ikhtiar nekad untuk mulai membuka pintu-pintu baru yang Wulang jumpai semasa terlibat di Papermoon Puppet Theatre. Tentu saja, ada juga rasa gumbira dan kebanggaan yang…